Fenomena Hipnotis Sebenarnya Terjadi Dalam Keseharian Kita
Kejahatan dengan cara menghipnotis korbannya makin merajalela, apalagi pada saat meningkatnya arus mudik seperti minggu ini. Harta yang menjadi sasaran terutama uang tunai di tangan korban, telepon seluler, perhiasan, bahkan sepeda motor. Selalu bersikap waspada dan meningkatkan konsentrasi bisa menjadi cara ampuh menghadang hipnotis.
Sebenarnya hipnoterapi merupakan bagian dari ilmu psikologi. Di sejumlah negara, praktik hipnoterapi ini sudah diakui oleh profesi kedokteran. Pada intinya metode ini sangat bermanfaat untuk membantu mencari akar masalah hingga jauh ke bawah sadar untuk kemudian memperbaikinya.
Hipnotis pada dasarnya adalah memasukkan beberapa sugesti ke dalam pikiran orang sehingga pikiran yang lama terbuang. Sugesti itu dimasukkan dengan perkataan yang monoton, menghitung mundur atau menggerakkan bandul di depan subyek. Dalam masyarakat kita ada beberapa orang yang tergolong sebagai orang yang gampang tersugesti. Orang seperti inilah yang gampang terhipnotis.
Menurut psikolog Irna Minauli, MPsi, seseorang yang dalam kondisi lengah, banyak pikiran, dan tidak fokus terhadap sesuatu yang sedang dikerjakan, sangat mudah untuk menjadi korban pelaku hipnotis. Terlebih, jika seseorang itu memiliki sikap yang penurut, tidak kritis, dan mudah dipengaruhi akan memudahkan pelaku untuk menggiring pikiran korban kejahatan itu agar menuruti segala yang perintah. "Pastinya saat daya konsentrasi sudah menurun sampai 75 persen maka besar peluang untuk dihipnotis," kata Dekan Fakultas Psikologi Universitas Medan Area itu. Untuk mencegahnya, ia menyarankan agar kita selalu waspada terhadap orang asing serta menghindari pikiran yang kosong. Kegiatan zikir, membaca buku, atau kegiatan lain yang sifatnya mengisi pikiran bisa dilakukan untuk mencegah hipnotis.
Selain itu, masyarakat perlu waspada bila seseorang yang tidak dikenal menyapa dengan ramah dan lemah lembut. Terlebih bila sapaan-sapaan yang dilontarkan dilanjutkan dengan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban "ya". "Kalau pelaku bertanya dan kita selalu menjawab ’ya’ sebanyak tiga kali maka mudah untuk memberi perintah selanjutnya," katanya seperti diberitakan oleh Antara
Sebetulnya dalam kehidupan sehari-hari, tanpa sadar kita telah mengalami hipnosis. Tepatnya kita telah tanpa sadar terhipnosis oleh sesuatu peristiwa atau situasi yang kita hadapi.
"Padahal yang paling berbahaya itu adalah hipnosis yang tidak disadari sebagai hipnosis," ujar Ariesandi Setyono, pendiri Akademi Hipnosis Indonesia. Contoh fenomena orang yang mengalami hipnosis tanpa disadari, menurut Ariesandi, adalah sebagai berikut:
* Menonton acara di televisi hingga terlarut, lalu tanpa sadar telah ikut menangis, ikut marah, ikut membenci, ikut jengkel, atau ikut tertawa.
* Mendapatkan luka gores yang tidak disadari, dan baru terasa ketika sedang bersantai.
* Ketika mencari sesuatu barang tidak bisa melihat atau menemukannya, padahal barang tersebut jelas-jelas ada dalam pandangan matanya (negative visual halusination).
* Timbul air liur saat membayangkan atau mendengar orang bercerita mengenai asamnya jeruk nipis.
* Selalu berbuat kesalahan ketika bertemu dengan persoalan tertentu.
* Selalu timbul rasa marah, jengkel, dan benci saat mengingat seseorang.
* Mimpi yang dirasakan seolah benar-benar terjadi.
* Timbul perasaan sedih atau sangat sentimentil ketika mendengarkan lagu-lagu tertentu.
* Dan lain-lain dan sebagainya.
Lantas apa bahayanya dengan hipnosis yang tidak disadari sebagai hipnosis itu? Menurut guru hipnoterapi yang banyak menulis buku-buku laris tentang meraih sukses ini, contohnya adalah bahwa orang-orang yang suka menonton sinetron akan mengalami nasib yang sama dengan lakon-lakon yang ditontonnya.
Mengapa demikian? Karena mereka menyerap nilai nilai yang sama dengan yang ditampilkan dalam sinetron itu.
sumber : http://wahw33d.blogspot.com/2010/09/fenomena.hipnotis-sebenarnya-terjadi.html#ixzz1Zots6hVU
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar